Pertempuran Laut Aru
Pertempuran Laut Aru
|
|||||||
Bagian
dari Operasi Trikora
|
|||||||
|
|||||||
Pihak yang terlibat
|
|||||||
Komandan
|
|||||||
Kekuatan
|
|||||||
Hr. Ms. Evertsen
Hr. Ms. Kortenaer Hr. Ms. Utrecht didukung P-2 Neptune dan jenis Frely |
|||||||
Korban
|
|||||||
Komodor Yos Sudarso
Kapten Wiratno (Kapten kapal RI Matjan Tutul) Kapten Memet Sastrawiria (Ajudan Komodor Yos Sudarso) Kapten Tjiptadi 21 orang tenggelam 53 orang ditahan Belanda |
-
|
Pertempuran
Laut Aru adalah
suatu pertempuran yang terjadi di Laut Aru, Maluku, pada tanggal 15 Januari 1962
antara Indonesia dan Belanda. Insiden ini terjadi sewaktu dua kapal
jenis destroyer, pesawat jenis Neptune dan Frely milik
Belanda menyerang RI Matjan Tutul (650),
RI Matjan Kumbang (653) dan RI
Harimau (654) milik Indonesia yang sedang berpatroli pada posisi
04,49° LS dan 135,02° BT. Komodor Yos Sudarso gugur pada pertempuran ini setelah
menyerukan pesan terakhirnya yang terkenal, "Kobarkan semangat
pertempuran".
Armada
Indonesia di bawah pimpinan Yos Sudarso, yang saat itu berada di KRI Macan
Tutul, berhasil melakukan manuver untuk mengalihkan perhatian musuh sehingga
hanya memusatkan penyerangan ke KRI Macan Tutul. KRI Macan Tutul tenggelam
beserta awaknya, tapi kedua kapal lainnya berhasil selamat.
Pertempuran
Laut Aru
Hari H untuk
pelaksanaan operasi penyusupan adalah Senin, 15 Januari 1962.
Pada H minus tiga (-3), semua kapal ALRI
telah merapat di rendezvous point di sebuah pulau di Kepulauan Aru.
Pasukan yang sudah diturunkan dari Hercules AURI
juga sudah diangkut kapal dari Letfuan menuju pulau tersebut. Pada hari pertama
di titik itu, pesawat-pesawat Belanda sudah datang mengintai. Hal yang sama
terjadi pada H -2 dan H -1.
Hari H pukul
17.00 waktu setempat, tiga kapal mulai bergerak. KRI
Harimau berada di depan, membawa antara lain Kol. Sudomo, Kol. Mursyid, dan Kapten Tondomulyo. Di belakangnya
adalah KRI Macan Tutul
yang dinaiki Komodor Yos Sudarso. Sedangkan di belakang adalah KRI
Macan Kumbang.
Menjelang
pukul 21.00, Kol. Mursyid melihat radar blips pada lintasan depan yang akan
dilewati iringan tiga kapal itu. Dua di sebelah kanan dan satu di kiri. Blips
tersebut tidak bergerak, menandakan kapal-kapal sedang berhenti. Ketiga KRI
kemudian melaju. Tiba-tiba terdengar dengung pesawat mendekat, lalu menjatuhkan
flare yang tergantung pada parasut. Keadaan tiba-tiba menjadi terang-benderang,
dalam waktu cukup lama. Tiga kapal Belanda yang berukuran lebih besar ternyata
sudah menunggu kedatangan ketiga KRI.
Kapal
Belanda melepaskan tembakan peringatan yang jatuh di samping KRI Harimau. Kol.
Sudomo memerintahkan untuk balas menembak namun tidak mengenai sasaran. Komodor
Yos Sudarso memerintahkan ketiga KRI untuk kembali. Ketiga kapal pun serentak
membelok 180o. Naas, KRI Macan Tutul macet dan terus membelok ke kanan.
Kapal-kapal Belanda mengira manuver berputar itu untuk menyerang mereka.
Sehingga mereka langsung menembaki kapal itu. Tembakan pertama meleset, namun
tembakan kedua tepat mengenai KRI Macan Tutul. Menjelang tembakan telak
menghantam kapal, Komodor Yos Sudarso meneriakkan perintah, "Kobarkan
semangat pertempuran!"
AURI berada
dalam kondisi ditekan karena misi yang gagal itu. Orang mengira, kekuatan AURI
mampu melayang-layang selamanya di udara dan mengawasi setiap jengkal wilayah
RI. Bahkan operasi itu sendiri tidak pernah dibicarakan dengan pimpinan AURI.
Namun saat gagal, kesalahan ditimpakan ke pihak AURI. Untuk mengakhiri polemik,
KSAU Soerjadi Soerjadarma
mengundurkan diri pada 19 Januari 1962.
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar