Mendikbud Siapkan Model Baru Pengganti RSBI
Senin, 11 Februari 2013 | 01:29 WIB
BANJARMASIN, KOMPAS.com - Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan sedang mempersiapkan model baru pengganti program rintisan sekolah
berstandar internasional agar bisa mempertahankan upaya meningkatkan kualitas
pendidikan di Indonesia.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh di Banjarmasin, Minggu
mengatakan bahwa program RSBI tidak bisa serta-merta dibubarkan setelah
keluarnya keputusan Mahkamah Konstitusi, yang menyatakan keberadaan program itu
bertentangan dengan konstitusi.
"Saya telah menghadap ke Pak Mahfid Md. untuk mendiskusikan masalah
RSBI yang tidak mungkin bisa langsung dibubarkan karena RSBI adalah salah satu
proses untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional," kata Muhammad Nuh
di Banjarmasin Minggu (10/2/2013).
Dengan demikian, kata dia, program yang terlanjur berjalan tidak bisa
langsung dihentikan di tengah jalan, perlu ditunggu hingga akhri semester
berakhir sambil mencari program model baru.
Menurut Muhammad Nuh, dalam diskusinya dengan Ketua MK, dicontohkan, pada
saat orang muslim sedang menjalankan salat dan salah arah kiblatnya, orang
tersebut tinggal ditegur bahwa dirinya salah kiblat.
Mengoreksi kesalahan itu, tambah Mendikbud, orang tersebut tidak perlu
membubarkan salatnya, tetapi cukup menggeser ke arah yang benar, dan
melanjutkan salatnya.
Begitu juga dengan program RSBI, tidak bisa langsung dibubarkan, tetapi
bisa dilanjutkan hingga semester sekolah berakhir, sambil mencari model baru,
misalnya RSBI tidak hanya untuk orang kaya, tetapi orang kurang mampu yang
berprestasi juga bisa diberikan keleluasaan untuk masuk. "Yang paling
penting keputusan MK tersebut jangan sampai mengorbankan kualitas pendidikan
nasional," katanya.
Bahkan dalam candaannya, Muhammad Nuh mengatakan bahwa RSBI bisa berganti
nama menjadi "Bukan RSBI" atau bisa juga "Dulu Sekolah
RSBI". Kontan saja, candaan Nuh tersebut membuat para peseta sosialisasi
tentang kurikulum 2013 di Banjarmasin yang diikuti oleh ribuan guru, tertawa.
Selanjutnya, Mendikbud mencontohkan, RSBI model sekolah Banua milik Pemprov
Kalsel sangat layak untuk dikembangkan dan ditiru oleh daerah lain, yakni siswa
yang masuk merupakan siswa yang berprestasi dari seluruh daerah di Kalsel.
Tujuan didirikan sekolah tersebut untuk mendapatkan bibit generasi muda
yang berkualitas, yang pada akhirnya diharapkan mampu membangun daerah.
Apalagi, berdasarkan informasi dari Gubernur, seluruh siswa yang masuk tidak
dipungut biaya apa pun, padahal fasilitas sekolah termasuk asrama cukup lengkap
dan memadai.
"Pada saat saya mengunjungi sekolah tersebut, saya coba buktikan
dengan bertanya langsung kepada beberapa siswa putra apakah sekolah di sini
gratis, dia bilang gratis, kemudian saya coba tanyakan kepada beberapa siswi
secara acak apakah benar gratis, tetap dijawab gratis," katanya.
Sekolah model SMA Banua tersebut, tambah dia, merupakan sekolah yang perlu
dikembangkan dan bisa dicontoh oleh daerah lain kendati fasilitasnya RSBI,
tidak dipungut biaya apa pun.
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar