Konselin Rremaja
Sekitar tahun 1950-an, pengaruh
terbesar dalam hidup remaja adalah rumah. Berikutnya adalah sekolah, gereja,
teman sebaya, dan televisi. Suatu survei di tahun 1990 membuktikan bahwa teman
sebaya kini menjadi pengaruh terbesar bagi remaja, diikuti kemudian oleh musik
rap, televisi, rumah, dan sekolah. Gereja bahkan tidak ada dalam daftar
tersebut!
Selain berita ini, sebagian besar
anak muda (92%) ingin belajar lebih dalam lagi tentang nilai-nilai. Hal ini
tampaknya menunjukkan bahwa anak-anak muda ini secara intuitif memahami bahwa
masalah-masalah besar, seperti kekerasan, seks bebas, ketidakhadiran orang tua,
penyalahgunaan obat-obatan, dan kehamilan di usia muda akan lebih mudah
diselesaikan bila nilai-nilai moral diajarkan dan dipercayai.
Namun, pendeta yang mengonseling
para remaja harus memahami bahwa remaja generasi sekarang ini adalah generasi
yang pesimis. Banyak anak remaja yang memandang warisan mereka sebagai dunia
yang terpolusi dan masyarakat yang terpecah-pecah karena ras yang sebagian
besar tertekan oleh masalah-masalah sosial yang bertumpuk-tumpuk. Mereka merasa
dicurangi dan dikhianati oleh kemungkinan bahwa masa-masa emas suatu era akan
berakhir. Generasi baru anak-anak muda ini mempertanyakan kekuasaan dan membawa
penghinaan yang dapat dilihat secara hierarki. Dalam beberapa hal, anak-anak
muda ini terus bergerak, sangat ingin berkembang tetapi takut pada
konsekuensi-konsekuensi.
Berbicara dengan Anak Remaja
Meski situasinya buruk, ada beberapa
hal yang dapat kita lakukan. Berikut beberapa saran yang bisa menolong kita
melayani dengan efektif remaja-remaja masa kini yang terluka.
- Hindari berlaku seperti seorang remaja supaya bisa menjalin relasi dengan mereka.
Ini adalah
kesalahan yang umum terjadi secara terus-menerus. Seorang konselor tidak perlu
mengenakan pakaian model terbaru, mendengarkan musik, atau menggunakan bahasa
gaul (yang kelihatannya aneh) untuk bisa menjalin relasi dengan anak muda.
- Menjadi pendengar yang ahli.
Dengarkan
anak-anak remaja dengan apa yang disebut Theodore Reik sebagai "telinga
ketiga". Konseling akan mati bila dilakukan tanpa mendengarkan hati yang
terluka -- kecemasan, kesedihan, rasa malu, kesepian -- yang ada di balik anak
muda yang tampaknya biasa-biasa saja. "Cepatlah untuk mendengar tetapi
lambat untuk berkata-kata." (Yakobus 1:19)
- Tunjukkan peliknya masalah-masalah yang ditunjukkan oleh para remaja.
Gunakan
alat-alat penilaian, misalnya "Helping the Strugling Adolescent: A
Counseling Guide" (Zondervan). Sumber bahan ini berisi formulir-formulir
dan tuntunan-tuntunan untuk menilai suatu masalah -- depresi, rasa bersalah,
kecemasan, dukacita, penyalahgunaan obat-obatan, kelainan makan, dan
masalah-masalah lainnya -- dengan cepat.
- Tantanglah kata-kata yang berlebihan dalam percakapan.
Beberapa
remaja menjelaskan suasana hidup mereka dalam ungkapan yang global, misalnya
"Semuanya berantakan", "Tidak ada yang benar", "Ayah
benar-benar bodoh". Selama mereka terus melihat dunia dengan cara yang
seperti ini, mereka tetap akan terpojok. Bekerja keraslah untuk menyingkirkan
ungkapan-ungkapan yang tidak masuk akal ini.
- Biasakanlah diri dengan hal-hal yang mereka hadapi.
Remaja
zaman sekarang membutuhkan konselor yang tidak malu terhadap masalah-masalah
seperti masturbasi, penggunaan obat terlarang, perceraian orang tua, kematian
teman, perkosaan, atau masalah-masalah seksual lainnya. Dengan atau tanpa
bantuan, anak-anak remaja akan menghadapi masalah-masalah itu.
- Mintalah bantuan pada sebuah badan atau kelompok-kelompok pendukung.
Mereka yang
tidak punya pengalaman secara khusus menangani masalah anak-anak muda bisa
mengarahkan para remaja ini kepada seseorang yang sudah berpengalaman dalam
menangani masalah remaja. Remaja yang berjuang terhadap pelecehan yang
dilakukan orang tua, depresi yang berat, bunuh diri, masalah makanan, fobia,
masalah tidur, atau kecanduan obat-obatan, bisa disembuhkan dengan bantuan
seorang ahli. Pendeta tidak akan dapat membantu setiap remaja yang bergumul.
Buddy Scott, penulis "Relief
for Hurting Parents", mendirikan dan memimpin suatu agensi yang menolong
keluarga dari para remaja. Kelompok pendukungnya, "Parenting Within
Reason", adalah sumber yang sangat baik bagi orang tua dan
penolong-penolong lainnya.
Sayangnya, tidak ada formula yang
universal atau sederhana tentang menyelesaikan masalah-masalah anak muda
sekarang yang begitu kompleks. Bila kita membuat sesuatu yang berbeda dalam
hidup mereka, kita akan perlu melakukan prinsip-prinsip yang telah terbukti
secara psikologi kontemporer ini dengan tetap bersandar pada teologi
alkitabiah, dan mencari pimpinan Roh Kudus dalam setiap usaha kita.
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar